FLAG BANNER HURUF KEREN

FLAG BANNER HURUF KEREN
(laochong.mrsch)











CONTOH COVER BUKU/NOVEL

CONTOH COVER BUKU - PHOTOSHOP

(Karya: Marisca Irgi laochong)


1. COVER BUKU PUISI ( EVOLUSI JIWA: SEBUAH MANTERA)

COVER BUKU PUISI
2. COVER BUKU PANTUN - JENAKA

COVER BUKU PANTUN

NB: Bagi yang berminat untuk membuat design cover buku/novel bisa hubungi kami layanan jasa design WA: 082336791977

BETERNAK UANG LEWAT SMARTPHONE



BETERNAK UANG LEWAT SMARTPHONE
Oleh: laochong.mrsch

2019
Indonesia adalah "raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur". Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah pasar yang besar. Pengguna smartphone Indonesia juga bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. (dikutip dari kominfo)

Jika belum menjadi pribadi yang terbuka, sudah saatnya kita berkomitmen. 
Jangan kepada orang lain dulu, lakukan pada diri sendiri.
Berat? Memang.
Tetapi kita harus menjadi tangguh, untuk menyederhanakan sesuatu yang sulit.


2019. Bukan waktunya anda untuk GAPTEK! Sadarlah pada kesaktian teknologi!

Jangan berpikir terlalu rumit, semua sudah serba mudah dan praktis. semua bergantung pada kita yang memodifikasi apa yang ada, menciptakan sesuatu memang sangat bagus! tetapi, setidaknya untuk pengguna gadget di Indonesia memodifikasi sudah sangat memakmurkan diri. Jika mempelajari teori mengenai teknologi, memang sangat rumit dan sedikit memusingkan oleh karena itu otodidak adalah tipsnya.


sumber gambar

Otodidak.

Belajarlah sesuai kemampuan anda! teori memang penting, tetapi lebih penting kita belajar langsung aksi, nyontek, lalu modifikasi. belajar dengan cara anda sendiri adalah tips terbaik untuk kesuksesan anda, sebab anda tau batasan dimana otak dan hati merasa sangat lelah dalam menghadapinya. saat anda merasa lelah, berhenti! tetapi jangan menyerah! memang tidak mudah tetapi harus, tekun untuk itu semua.

Pikirkan jika sudah waktunya anda kaya! 2019 saya kaya!

Gadget (Smartphone, tablet, notebook dll) adalah hal yang tidak asing lagi bagi kita. Cukup menjadi pengguna yang pasif. Gadget adalah modal besar bagi masa depan anda, kita wajib memanfaatkan gadget kita untuk beternak uang. jika beternak mengingatkan kita pada kata kandang maka smartphone anda adalah kandang untuk uang yang seharusnya menjadi milik anda.


sumber gambar

Sudah sewajarnya, digital marketing itu dikuasai oleh masyarakat Indonesia.

apasih digital marketing ? arti sederhananya yaitu, jual-beli online. 
apasih e-commerce ? arti sederhananya yaitu, jual-beli online

Dua istilah itu, adalah alat atau istilah baru yang digunakan para orang sukses sebelum kita untuk menarik perhatian masyarakat yang jarang tau apa artinya. mereka mempunyai trik atau tips untuk membuat peternakannya menjadi lahan untuk memperkaya diri.


sumber gambar

Mereka bisa, lalu kenapa kita tidak?

Karena kita seringkali menyerah sebelum memulai, ah nanti begini, ah nanti begitu tetapi pingin ini dan itu, tapi tidak punya uang. itu menjadi sangat impposible.

Tekunlah, pikirkan jika melek teknologi adalah kesempatan emas bagi kita di era ini. sebagai sumber kekayaan pribadi kita. sederhanakan pola pikir anda, lalu bertindak! teknologi tidak untuk ditakuti, ia menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia. memang manusia akan bergantung pada gadget dsb. tetapi anda harus mengubah pola pikir dan menjadikan kebiasaan anda yang (bergantung) itu sebagai ladang uang. 
duduk-duduk. di rumah terus, smartphone di tangan lebih dari 12 jam, tiduran. 

Itu sudah melebihi jam kerja dikantoran, berarti penghasilan kita harus melebihi orang kantoran dong, logikanya seperti itu. jika anda masih ragu bekerjasama dengan jempol anda sebab anda tidak punya tips dan trik. Saya sarankan untuk mencontek kesuksesan orang lain, buka aplikasi Youtube di sana banyak sekali pelajaran yang harus contoh. cukup modal gadget, jika anda tekun maka anda akan sangat bisa menjadi orang kaya, bahkan beternak uang. pelajari tips dan triknya lalu modifikasi sesuai dengan kemampuan dan ide-ide baru yang ada dipikiran anda.
Lakukan! 

Jangan pernah takut dengan teknologi, jangan membatasi diri untuk berkeliling dunia, kembangakan pemikiran anda, bersahabatlah dengan jempol anda. anda pasti bisa!

4 ADEGAN CIUMAN (KISSING MY STRANGE HERO DRAMA)


Adegan Kissing Yoo Seung-ho dan Jo Bo-ah pada drama 
My Strange Hero



Drama bergenre komedi romantis ini mengisahkan Kang Bok-soo (Yoo Seung-ho) yang memiliki cinta pertama bernama Son Soo-jung (Jo Bo-ah). Bok-soo dikeluarkan dari sekolah karena dituduh melakukan kekerasan atau lebih tepatnya mencelakai temannya sendiri. ia keluar dari sekolah dan berusaha melupakan masalalunya, kang Bok-soo berusaha melupakan sakit hati karena fitnah yang telah dideritanya selama 9 tahun.

Beberapa tahun kemudian, dia kembali ke sekolah yang sama sebagai seorang guru untuk balas dendam. Tapi siapa sangka kalau dia justru terlibat dalam beberapa kejadian romantis di sana. guru tersebut adalah Yoo Seung-ho, awalnya mereka tidak akur dan menyimpan dendam satu dengan yang lainnya, kang Bok-soo merasa sakit hati karena tidak ada kepercayaan yang diberikan kepada dirinya. 

hingga pada akhirnya momen romantis itu terulang, dan Yoo Seung-ho meminta maaf karena ucapan dirinya di masalalu membuat kang Bok-soo menderita, dan mendapatkan anggapan buruk dari orang lain. dari situlah momen romantis terjadi, ciuman manis seperti waktu SMA terulang lagi, bahkan Yoo Seung-ho berusaha untuk mewujudkan cita-cita Kang Bok-soo yaitu untuk menjadi pacarnya.

4 Adegan Ciuman Kang Bok-soo dan Yoo Seung-ho


Disaat Kang Bok-soo dan Yoo Seung-ho masih sama-sama SMA dan ibaratnya itu adalah sebuah hadiah yang diberikan Yoo Seung-hoo karena nilai kang Bok-soo meningkat drastis.
baru di awal episode saja sudah ada adegan ciumannya, sudah jelaskan episode selanjutnya bakal lebih romantis lagi...

frenchkiss pertama diberikan oleh Yoo Seung-hoo loo sebagai hadiah dan awal mula jatuh cinta. tetapi dari sini konflik dimulai, mereka berpisah dan sembilan tahun kemudian baru bertemu sebagai guru dan murid. tapi, yang namanya jodoh tidak akan tertukan dan Tuhan pasti tau kapan bakal didatengin tuh, jodohnya.


Kang Bok-soo kembali ke sekolah dan memulai cerita baru sebagai murid wildflower. tetapi, cinta kembali kepada mereka berdua.

  
disinilah moment romantis dramatik dimulai, dan penuh dengan kata maaf mereka menjalin sebuah komitmen lagi. dan ciumannya, semakin memanas pada setiap episode lanjutannya.



Jurnalis Koran: Sebuah Esai

Jurnalis Koran

Jurnalis?
Seorang pekerja yang memiliki rasa keingintahuan tinggi, tetapi dalam mencapai tujuannya, jurnalis melakukan dengan cara yang berkualitas, tidak memalukan, dan mendapatkan informasi sesuai fakta yang terjadi. Jurnalis sebenarnya juga menjadi tumpuan masyarakat, sebagai penghubung di antara mayarakat dengan narasumber yang tidak bisa disentuh secara langsung oleh masyarakat. Terutama pada era ini yang di mana media sosial dijadikan sebagai peluncur suatu berita yang belum tentu kebenarannya, jurnalis hadir sebagai penyelamat pemikiran, yang harus ditanam di pikiran masyarakat agar tidak terprovokasi oleh berita-berita yang bisa dikatakan sebagai hoax.

Mengapa tertarik pada jurnalis koran?
Kenyataannya, jurnalis koran sering tidak dipandang lebih keren ketimbang jurnalis televisi. Dari sini, seharusnya ada kolom khusus untuk menceritakan sedikit mengenai pekerjaan sebagai jurnalis koran, dan serunya menjadi jurnalis koran bahkan bisa juga mendeskripsikan pencapaian-pencapaian para jurnalis koran. Hal tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa yang suka menulis, agar cenderung memperhatikan profesi sebagai jurnalis koran ini.

Apa pentingnya keren? Bukannya lebih penting kualitas berita dan tulisannya?
Memang benar, bagaimanapun akan lebih penting kualitas berita yang dihasilkan, sebab itu adalah jembatan informasi kepada masyarakat. Tetapi, minat pembaca juga semakin menurun, sebab semua berita pada era ini lebih menarik yang disebarkan melalui media sosial. Lalu koran? Bisa jadi akan mati di hati masyarakat. Jangan biarkan pena menjadi tumpul, sebagai seseorang yang berjiwa jurnalis memang kebenaran berita atau informasi adalah hal mutlak yang harus ada disetiap aksi yang dilakukan. Tetapi apa salahnya jika kehidupan jurnalis koran juga diceritakan? agar sedikit keren, mungkin bisa diceritakan dengan esai yang tidak terlalu panjang dan dengan gaya penceritaan yang tidak membosankan. Jika jurnalis media visual dikenal keren oleh masyarakat, kenapa tidak untuk jurnalis koran. Kadang, masyarakat juga harus tau siapa penulis beritanya. Kenapa eksistensi itu diperlukan, agar semuanya bisa jadi lebih mudah. Informasi yang sulit didapatkan juga akan bisa lebih mudah diperoleh jika eksistensi jurnalis koran ini terlihat lebih keren atau bahkan banyak dikenal oleh masyarakat, yang bisa jadi yang mengenal kita akan menjadi narasumber di suatu hari nanti. Kenapa tidak untuk suatu berita, jurnalis koran bisa mendapatkan lebih cepat sebuah fakta dari pada jurnalis visual. (Marisca Irgi L)

Silih Raga: Aku Bukan Satan


Silih Raga: Aku Bukan Satan
Oleh: Marisca Irgi Laochong,. S.S

Kertas-kertas berhamburan menyusun melodi elegi untuk tubuh yang mengugu pilu. Dunga-dunga bertebaran menyambut wewangian dupa cendana sejak kala itu. Megatruh sabancandikkala terdengar syahdu, entahlah antahberantah mana yang mengirimkan suara itu.
Aku bukan orang yang gampang mengerti bahasa isyarat apalagi yang mengandung makna filosofis yang berat-berat. Aku cuma penulis trotoar berkawan alam dan masa lalu tidak masa depan. Bagiku masa depan adalah musuh yang paling kejam yang harus segera diperangi olehku, masa depan tidak boleh diam-diam menikamku. Sudahlah aku malas bercerita tentang itu...
***
...
Watu kutho
Alkisah bumantara,
Resi: dunya telah berlalu,
Beribu purnama, angan membentuk swara yang tak terindera,
Bersisa jejak yang tak berupa,
Bersisa aksara yang tumurun menjadi tanya (?)

Potongan puisiku yang aku tulis semalam di beranda rumah. Bebarengan dengan swara-swara itu, yang aku namai bisikan. Aku benar-benar merasa kupingku sudah gila, mendengar yang tak bersuara. Aku tidak punya kawan untuk bercerita tentang apapun, aku hanya punya pena dan lembaran kertas untuk menulis. Tapi jangan memikirkan bahwa aku ini adalah penulis yang terkenal, aku hanya penulis trotoar yang selalu ditolak penerbit. Maka, aku tetap menulis!
Aku berbicara begini, tiba-tiba wewangian itu datang lagi. Aku mencoba tidak menghiraukan itu, tapi serasa pundak dan tengkukku dihantam sekeras-kerasnya. Siapa dia? Aku memang perempuan jawa dan lahir di dunia mantra, tapi aku tidak benar-benar mempercayai itu, jika indera yang kusebut mata tidak benar-benar merasa. Semakin aku memungkirinya bukan hanya wewangian itu yang datang tapi swara-swara itu seperti nyata ada didekat kupingku. Aku berusaha tidak menghiraukannya, aku tidak peduli aku tetap meneruskan menulis puisiku yang berjudul “Purbawasesa Mangkurat Ing Tengger”. Baru kali ini aku menulis puisi dengan suasana yang menakutkan, apa dia mencoba meyakinkan sebuah eksistensi akan dirinya...
***
Swara itu menuntun tanganku untuk menulis...
Belum lupa pada ingatan, gemuruh swara yang berbayang angan, siapa?
Balada diantarkan sang bayu, di mana aku tumbuh untuk kelana.
Memahami masalalu; kembali berkawan; bercengkrama;
menjelang hujan memayungi semesta.
Kereta kencana melaju, menabuh waktu;
kala itu segala penjuru waktu mengguguh napas yang penuh.
Patih-patih berkain putih turut ucap jumpa kepada dimensi yang berbeda,
Meninggalkan bekas silih raga yang tak jua kembali sempurna,
menyentuh tubuh-tubuh yang tertali selendang suci.

            Semua terjadi secara tiba-tiba, entahlah. Aku benar-benar bingung, apa ini? aku rasa ini bukan sekedar imajinasi belaka? Tiba-tiba saja kepalaku terasa pening. Aku buang kertas-kertasku, aku hamburkan segala yang ada dipikiranku. Tiba-tiba saja selendang kuning berterbangan diatas ku, penuh cahaya yang membuat kepalaku sangat pening. Baru kali ini aku menulis dan dihantui dengan hal-hal aneh seperti itu, untuk menyelesaikan satu puisi saja aku butuh waktu dan kekuatan hati yang lebih. Ada bagian dipuisiku yang benar-benar membuatku ingin menyerah saja dan aku benci puisi.
            Berhari-hari aku tidak menulis, tapi ingatanku masih tetap setia untuk mengetiknya. Sebenarnya aku marah, tapi aku tak kuasa untuk membenci puisi-puisiku. Ingin sebenarnya aku ceritakan kepada penerbit agar bisa menjelma kitab yang kunamai kitab silih raga. Tapi aku benar-benar buntu. Berhari-hari aku dihantui itu! Aku tidak bisa menyebutnya hantu. Karena aku tau dia tidak suka disebut seperti itu.
            Tiba-tiba saja saat aku menulis ini bulu kuduk ku menunjukan eksistensinya.
***
            Nilas tapak tanpa wujud
            Nilas aksara kang tumurun dos pitaken (?)
            Selaka kersa setanggi ladan cendana,
Ngetut sukma benten donya,
            Nyawur endah saking benten jagad,
            Nggantung pitaken,
Babakan lelakon kang ngungel tan kepireng,
Kang dumugi ambekta ganda minangka pratanda
Giri brahma, nyinggahe yutan pitaken (?)

Semua masih dalam batas tanya dikeningku? Tentang siapa kau? Dan apa benar kau adalah sebab dari kejadian silih raga kala itu. Aku bingung menyebutmu apa tapi memang benar kenyataan terjadi juga sebab masa lalu yang ada. Aku percaya tentang keberadaanmu, jika yang lain tidak sepaham denganku, aku tetap percaya. Eksistensimu aku kekalkan pada mahakaryaku yang nantinya akan dibaca berjuta manungsa bumantara. Mungkin lain waktu kita bisa saling bercengkrama, saling carita tentang dimensi yang berbeda sekalipun detik masih bertanya akan rupa yang selalu berbisik masa candikkala menampakan wujudnya.

CERPEN: Perempuan yang kehilangan: Payudara


Perempuan yang kehilangan: Payudara

            Sekuat apalagi aku harus menebas cakrawala, memilih diksi dan narasi pada jangkah luka yang tak mampu sirna. Jika cinta, mengapa mengabaikan ruang  yang berjasa memberi waktu untuk berdua. Sepotong puisiku yang tiba-tiba menjelma rindu, aku baca ini karena aku rindu, aku rindu karena diluar jendela sedang gerimis ritmis melongok aku mengenang bekas sepatumu dan keciprat air yang sendu.

            Kenanganku terhenti melihat seorang perempuan duduk sendirian di taman dekat apartemen yang aku hidupi. Pandangannya kosong, melamun melihat burung merpati yang berteduh dirindangnya pepohonan. Sungguh berbanding terbalik dari kenanganku dulu, aku dulu bermain hujan bersama kekasih, sungguh hal yang memalukan untuk diceritakan kalau akhirnya sekarang aku sendiri. Hmm, sudahlah aku ingin menceritakan apa yang sedang aku lihat sekarang tentang perempuan itu. Perempuan itu menaruh sejuta pertanyaan dikepalaku, aku benar-benar gemas melihat seorang perempuan yang bersedih hati, tak bergairah melawan kerasnya dunya seperti aku ini. Perempuan itu, apa dia tidak belajar ilmu filsafat? Apa dia tidak membaca puisi-puisi yang berserakan untuk menumbuhkan semangat? Apa dia tidak belajar perihal feminisme? Perilakunya sungguh menggambarkan tentangku di masa sepuluh tahun yang lalu.

***
            Malam ini aku ingin keluar semalaman menikmati kopi trotoar sembari menyelesaikan puisi-puisiku yang sudah ditagih penerbit seminggu yang lalu. Aku tidak sendirian, aku ditemani seorang perempuan yang bernama Bella. Aku harus menjemputnya dulu, kalau tidak begitu pasti dia nesu, kawanku yang satu ini memang begitu. Dia penulis juga tulisannya sangat kontroversial, dia banyak menghakimi manusia lewat tulisannya, jangankan manusia Tuhan pun dipertanyakan olehnya, dia memang begitu. Aku rasa dia begitu karena, radar otak dan hatinya sudah terlalu jauh dan mungkin juga sempat terhakimi oleh dunia sampai-sampai sekarang dia dewasa menjadi seorang perempuan yang nyeleneh.

            “Pak Kopi item dua” jerit Bella
            “Udah itu aja neng??” timpal pak Jo.
            “ Iya pak, nanti dah nambah lagi hahaha pacar saya lagi badmood

            Kopi trotoar adalah tempat njaggong favorit kami. Penjualnya bernama pak Jo, dia baik sekali kadang-kadang saat aku ndak punya uang, dia membolehkan kami ngutang katanya aku dan Bella mirip dua anak gadisnya yang dibawa lari sopir trek yang sampai sekarang ndak kembali. Kasihan sekali pak Jo ini, Istrinya setahun lalu meninggal karena menahan sakit hati kehilangan anak gadisnya, bahkan seluruh hartanya habis untuk mencari anak gadisnya itu. Dan pak Jo yang sebatangkara ini memilih berjualan kopi dan gorengan dipinggir jalan, sambil berharap anak gadisnya itu lewat dan mengingat bapaknya yang sudah lama menahan rindu.“Hatiku cuma ada satu sudah untuk mencintaimu, tolong jangan sakiti lagi nanti aku bisa mati. . .” goda Bella terhadapku.  “Ishhhh. . . inget ini tempat umum Bee. Nanti mereka mikir aneh-aneh tentang kita, wess... ndang cari cowok sana biar ndak nggodain aku trusss...” kata ku. “Halaaahhh aku maunya sama kamu, aku nggak doyan cowok”,  “Terus..... kamu doyan cewek ? Heh..”, kemudian kami tertawa terbahak-bahak.

            Malam ini berkabut, aku berdoa agar tidak hujan saja kasian pak Jo. Waktu sudah menunjukan pukul 00:15 malam. Bella sudah mulai ngglendot dipundakku, kami memang begini seperti orang yang kasmaran, entahlah. . .

***

Alkoholik!: Sebuah episode kita
Aku hanya sedikit tidak berani mengeksplorasi tubuhku.
Tentang:
; persetubuhan yang melahirkan diksi-diksi indah.
            ; yang diam-diam kami saling bercumbu dikala malam.
            ; yang pagi hari kami saling bergelut selimut demi sebuah prosa.
Tidak ada yang tau kecuali puisi-puisiku.
Tidak ada yang tau kecuali gagang pintu apartemen ku berbicara.
Tidak ada yang tau kecuali ranjangku bersuara.
...

            Sepotong puisi yang aku ciptakan semalam.
           
            Teriknya sang surya menyerobot memaksa masuk dan membangunkanku, aku bangun membuka jendela tempat favoritku bercengkerama dengan alam. “ Ahhhh... tutup jendelanya panassss,, aku masih ngantuk” Bella mengomel padaku, aku biarkan dia... aku terus saja berjalan ke dapur untuk menyeduh sepasang kopi. Setelah itu seperti biasa, aku menikmatinya di jendela sembari menatap keluar, melihat-lihat kenyataan apalagi yang akan diberi Tuhan. Biasanya aku berkata “Tuhan kenyataaan apalagi yang akan kau perlihatkan padaku??”

            Aku melihat perempuan itu lagi, sudah beberapa hari ini aku melihat dia termenung di sana. Aku semakin penasaran apa yang dia tunggu di taman itu, apa dia juga penulis yang suka melakukan hal nyeleneh sepertiku. Aku menengok Bella yang masih nyenyak dan malah menyelimuti tubuhnya, aku biarkan dia kemudian aku keluar untuk membeli keperluan dapur yang sudah habis, daripada nanti Bella mengomel karena bangun tidur kelaparan.

***
            Hari ini aku tidak ingin keluar rumah, aku ingin menulis di kamar saja. Bella juga tidak mau pulang kerumahnya, dia memang begitu lebih suka bersamaku dan menghabiskan waktu berdua. Tapi dia sering membuat aku marah, dia suka sekali menggangguku saat aku sedang mengaksarakan puisiku, seperti saat ini dia menciumi pipiku terus-menerus sampai aku benar-benar merasa geli. “Bee... sudah ahh! Aku mau menyelesaikan ini dulu” karena aku kegemasan aku cium bibirnya bertubi-tubi, kemudian kami tertawa terbahak-bahak bersama.

            Cepat sekali, sekarang sudah malam. Antologi puisiku belum juga usai. Bella juga sedang serius menyelesaikan cerpennya, katanya tentangku dan dia. Katanya bella itu cerpen kontroversial, jadi yang membaca pertama harus aku. Aku menyeruput kopiku yang ke tiga, aku sudah menghabiskan 3 cangkir kopi. Aishhhh... betapa aku mencintai kopi itu. Seketika aku kaget, perempuan itu sekarang tidak hanya sendiri, dia berdua dengan seorang perempuan juga. Tidak terlalu jelas raut mukanya karena ini malam. Sepertinya mereka sedang bercengkerama, aku menikmati gerik tubuhnya seakan kupingku tau apa yang sedang mereka bicarakan. “kamu ngeliat apa sih?” tanya Bella. “hmm, bukan apa-apa.” Kemudian, Bella mendekat dan mencium pipiku kemudian ikut memandangi dua perempuan di taman itu. “Sepertinya aku mengenal mereka,” kata Bella. Aku kaget dan sontak menceritakan perilaku aneh perempuan yang berbaju merah itu, beberapa hari yang lalu. Kemudian Bella menceritakan tentang mereka: “ Mereka berdua adalah sepasang kekasih. Itu perempuan yang berbaju putih bernama Anya, dia kakak tingkat dikampusku, aku mengenalnya tapi tidak terlalu dekat. Aku rasa yang seperti katamu tadi, mereka sedang bertengkar soalnya yang berbaju putih itu kabarnya sedang dekat dengan seorang laki-laki. Mungkin dia cemburu.” Jelas Bella.

Aku dan Bella saling berebut menyeruput kopi, dia memang suka begitu malas membuat kopi, tapi menyeruput milikku. Katanya, agar lebih mesra. Kita masih memandang keluar jendela, kami seakan-akan menyimak percakapan mereka, menikmati geriknya bagaikan sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Kami berdua terkejut di saat Anya menarik tubuh perempuan itu kemudian merangkulnya dan mencumbuinya tak henti-henti.

Suasana kamarku seketika menjadi kikuk.

***
            Pagi masih menyisakan kantuknya. Aku terbangun seperti biasa, karena terik surya yang memaksa masuk ke kamarku. Aku terkejut, tak seperti biasanya perempuan kawan tidurku ini sudah bangun duluan, tapi ia tak beranjak dari ranjang. Ia memiringkan tubuhnya sembari menatapku yang baru mengutuhkan nyawa dari sisa kantuk semalam. “Pagi sayangku” kemudian, tiba-tiba saja ia mencumbui ku tanpa ampun. “Bella, aku masih mengantuk, ughhhhhh.....” dia malah memelukku dan mencium bibirku tanpa ampun, seperti orang yang sedang kasmaran saja, rasanya ndak  adil kalau aku tak membalasnya. Kemudian, kami saling bergelut di dalam selimut sembari tertawa terbahak-bahak.

Perempuan Yang Kehilangan: Payudara

Kekasih, setiap waktu bibirku ada pada rerasamu,
yang aku rindukan dan aku jadi kecanduan,
pada bekas terakhir selalu aku seruput sisa rindu akibat perasaan candu.

Dekapan yang menyetubuhi waktu tak berasa, karena aku hampa jika tak berpena
Terbahak dingklik memandangi asyiknya kita berdebat dibalik selimut hangat.

Tergelitik pandangan  jendela akan rahasia rasi gemintangnya
Tentang sepasang perempuan yang tak bernalar.
 Tentang sepasang perempuan yang mengadu hati
Untuk: digandrungi.

Kami masih tetap perempuan,
Yang juga bisa menebar rindu,
Yang juga bisa membakar sesak dihati,

Kami sepasang kekasih yang juga masih: perempuan.



PENULIS TROTOAR

Analisis Penyimpangan Bahasa pada Puisi

Analisis Penyimpangan Bahasa dalam Puisi “Sajak Rumah dan Sesuatu yang hampa, Sesuatu yang diam, Tersisa” Karya sastra pada das...